MANUSIA TUA, MANUSIA RENTA. HIDUP SEDIH DALAM SEN LAHAN SEWA.
Lebih dari 4 abad yang lalu, tanah diantara 2 samudera mulai menarik perhatian pedagang pedagang Eropa untuk berkunjung. Mereka menemukan sebuah "eden" yang begitu mewah namun murah, dimana kopi, gula, teh dan cengkeh tumbuh di tanah ini. "Eden" ini begitu indah dan berharga sehingga menurut legenda bahkan kayu yang dilemparkan ke tanah ini, maka akan tumbuh menjadi tanaman dengan sendirinya. Begitulah legenda dari ibu pertiwi. Sebuah tanah yang menjadikan Belanda sangat kaya raya hingga dapat bermandikan gulden selama berabad abad.
Dalam perjalanannya Indonesia mengenal kapitalistis perekonomian. Dikenalkan oleh VOC tentang skema sewa lahan menjadikan bangsa kita jatuh cinta dengan uang. Bagaimana tidak? Seorang petani dapat menyewakan hanya 1/8 lahannya untuk ditanami kopi, VOC akan membayarnya, kemudian ia panen dan dijual kembali kepada VOC, VOC akan membayarnya dan kemudian hasil jualan tadi dapat digunakan untuk membeli berbagai perkakas yang indah yang dibawa orang Eropa.
Bangsa Indonesia tiba tiba menjadi bangsa yang mulai mencintai uang dan mengalihkan banyak tanaman konsumsinya menjadi teh, tebu, kopi dan cengkeh. Alhasil VOC tidak hanya dapat menguasai lahan petani tanpa perlawanan, namun juga dapat menguasai basis hidup bumi putra dari putaran uang yang hanya bergerak diantara mereka. Memang brengsek para penjajah itu.
Bangsa Indonesia kemudian menjadi bangsa yang susah. Hanya para priayi yang dapat menikmati sedikit kenikmatan dunia, sedang masyarakat lain adalah orang susah kelaparan dan orang sangat susah yang hampir mati kelaparan. Bangsa kuli dan bangsa kulinnya kuli.
Komentar
Posting Komentar